5 Bangunan Bersejarah Peninggalan Belanda di Indonesia yang Menakjubkan, Wajib Dikunjungi untuk Menelusuri Jejak Sejarah!

 


FINJIYU - Indoneisa telah di jajah 350 tahun oleh belanda. Tak heran jika banyak bangunan peninggalan Belanda di Indonesia. Walaupun sudah berusia puluhan bahkan ratusan tahun bangunan peninggalan Belanda masih kokoh sampai sekarang dan masih bisa di nikmati oleh semua orang di Indonesia maupun wisatawan luar negeri. 

Berikut 5 bangunan bersejarah peninggalan Belanda:


1. Museum Fatahillah

        Kunjungi Kota Tua dan Anda akan melihat banyak bangunan yang ditinggalkan di kawasan tersebut oleh pemerintah kolonial Belanda. Hal ini dikarenakan Kota Tua merupakan pusat pemerintahan Hindia Belanda dan segala aktivitasnya terkonsentrasi di sana. Salah satu bangunan ikonik yang selalu menarik perhatian wisatawan adalah Museum Sejarah Jakarta atau lebih dikenal dengan Museum Fatahillah.




Dalam artikel berjudul “Melestarikan Bangunan Kolonial Museum Fatahillah di Kota Tua Jakarta”, kita mengetahui bahwa museum ini dibangun pada tahun 1620.

Namun, pembangunannya tidak berjalan mulus karena terkesan terburu-buru. Awalnya digunakan sebagai balai kota, museum ini dibangun kembali pada 30 Mei 1626. Bangunan satu lantai yang dianggap terlalu kecil itu diperbesar dan menjadi salah satu bangunan paling terkenal di Batavia pada tahun 1710.

Bangunan ini diserbu oleh Tentara Jepang dari tahun 1942 hingga 1945 dan berfungsi sebagai titik transit logistik bagi tentara Jepang. Gedung megah ini berubah fungsi lagi sebagai markas komando militer kota dari tahun 1952 hingga 1968 dan berubah nama menjadi Kodim 0503 Jakarta Barat. Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini diresmikan oleh pemerintah sebagai Museum Sejarah Jakarta.


2. Stasiun Tanjung Priok

        Bangunan Belanda yang masih bertahan dan masih berfungsi adalah Dasiun Tanjung Priok. Dari luar, bangunan stasiun terlihat megah dengan warna putih. Stasiun ini didirikan pada tahun 1914 di bawah arahan Gubernur Jenderal A.F.W. Dibangun oleh Eidenburg.




KAI adalah situs resminya, Stasiun Kereta Api Tanjung Priok lahir dari arsitek Staats Spoorwegen (SS), perusahaan kereta api nasional Hindia Belanda, yaitu C.W. 1.700 pekerja terlibat dalam pembangunan situs ini. Peresmian stasiun tersebut bertepatan dengan peringatan 50 tahun SS pada 6 April 1925.


3. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

        RSCM atau Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo merupakan salah satu rumah sakit tua di pedesaan Batavia (Jakarta). Rumah sakit ini awalnya merupakan bagian dari STOVIA (Batavia School of Medicine), pendahulu dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.




Menurut situs RSCM, gedung rumah sakit ini dibangun pada 19 November 1919 dengan nama CBZ (Centrale Burgelijke Ziekenhuis). Dengan CBZ, layanan kesehatan masyarakat dikembangkan dengan baik dan dilengkapi dengan baik.

Nama RSCM mulai digunakan pada 17 Agustus 1964, setelah disetujui oleh Menteri Kesehatan saat itu, Dr. Kelly. satrio.


4. Istana Merdeka

        Bangunan Belanda ini diakui oleh seluruh rakyat Indonesia. Di sinilah presiden dan keluarganya tinggal dan bekerja.




Bangunan besar berpilar putih Istana Merdeka dibangun pada tahun 1796 oleh seorang Belanda bernama J.A. Dilayani sebagai tempat tinggal pribadi dengan van Braam.

Pada tahun 1816, gedung ini diambil alih oleh Pemerintah Hindia Belanda dan tidak hanya menjadi kediaman Gubernur Jenderal Hindia Belanda, tetapi juga menjadi pusat kegiatan pemerintahan.

Setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, gedung tersebut menjadi saksi bisu penandatanganan Perjanjian Lingaljati pada 25 Maret 1947. Setahun kemudian, Istana Merdeka menjadi tempat pertemuan antara Wakil Presiden Republik Indonesia, Mohammad Hatta, dan Letnan Gubernur Belanda, Hubertus J. van Muck.


5. Gedung Joang ‘45

        Gedung Belanda terdekat di Jakarta adalah Gedung Joang '45 di Menteng, Jakarta Pusat. Bangunan ini dibangun pada tahun 1938 oleh seorang pengusaha Belanda bernama J. Schomper dan dijadikan sebagai hotel dengan nama Schomper 1.



Hotel ini dibangun khusus untuk pejabat dan elit Hindia Belanda, pejabat asing dan pejabat pribumi. Namun, ketika Jepang menginvasi Belanda Indonesia pada tahun 1942, gedung tersebut diambil alih oleh militer Jepang dan menjadi pusat pendidikan nasionalis bagi pemuda Indonesia. Namanya juga diubah dari Schomper 1 menjadi Gedung Menteng 31. Setelah Indonesia merdeka, gedung ini digunakan sebagai markas pemuda yang dikenal sebagai Pemuda Menteng 31. Pada 19 Agustus 1974, gedung ini berganti nama menjadi Joan' Sebagai museum ke-45, DKI menjadi diresmikan oleh Gubernur Jakarta Ali Sadikin Presiden Suharto.


Itu lah 5 bangunan bersejarah yang dimiliki Indonesia. Tertarik untuk berkunjung ke salah satu tempat ini?

Tinggalkan saran dan kritik di kolom komentar...Terima Kasih

Posting Komentar

0 Komentar