AKSATA NUSANTARA - Telang (13/04) - Pertukaran Mahasiswa Merdeka 4 Inbound UTM bersama kelompok Aksata Nusantara mengenal kuliner makanan khas Madura yang identik dengan perayaan lebaran ketupat (Tellasan Topa’) di Pesantren Al- Qur'an Al-Masduqie yaitu Topa’ Ladeh. Perkenalan kuliner Madura kepada kami ini bertepatan dengan pelaksanaan buka bersama saat bulan suci Ramadhan.
Salah satu tradisi turun temurun yang diadakan setiap tahun oleh masyarakat madura adalah hari raya ketupat atau dikenal dengan istilah Tellasan Topa' dalam bahasa Madura. Tellasan Topa’ jatuh pada hari ke tujuh pasca hari raya Idul Fitri, setelah selama enam hari berpuasa di bulan Syawal.
Topa' Ladeh merupakan makanan khas yang berasal dari Bangkalan. Topa’ Ladeh dapat diasumsikan menjadi icon utama yang harus ada di setiap Tellasan Topa’. Jika tidak ada Topa’ Ladeh, lebaran seakan kurang sempurna.
Topa’ Ladeh merupakan jenis makanan berkuah yang terdiri dari irisan daging, telur, dan jeroan sapi. Bagi sebagian orang yang kurang suka dengan jeroan, jeroan sapi bisa juga di gantikan dengan daging ayam. Selain itu, di dalam Topa’ Ladeh, terdapat potongan kacang panjang yang sengaja di ikat dengan tali janur dan potongan sayur pepaya muda yang sudah di kukus.
Pada saat di Pesantren Al- Qur'an Al-Masduqie, sebelum kami bersama-sama menyantap dan mengenali wujud kuliner Topa’ Ladeh, kami sholat berjamaah Maghrib terlebih dahulu. Setelah sholat dan ceramah Ramadhan, kami sebagai mahasiswa pertukaran melaksanakan buka puasa bersama santri-santri pondok pesantren tersebut dengan kuliner Topak Ladeh.
Manfaat yang kami dapatkan sebagai mahasiswa PMM setelah mengikuti rangkaian kegiatan serta mengenal makanan khas Topa’ Ladeh yaitu: pemahaman kami perihal pentingnya toleransi meningkat karena kami bersama, baik mahasiswa Muslim maupun non-Muslim beserta juga santri-santri pondok pesantren duduk bersama, saling berinteraksi tanpa adanya rasa canggung. Selain itu, pengetahuan kami tentang keanekaragaman kuliner Indonesia, khususnya khas Pulau Madura, menjadi bertambah. Kami diberi berbagai macam informasi dan penjelasan perihal Topa’ Ladeh, mulai dari sejarah, bahan-bahan, dan proses pembuatan Topa’ Lodeh.Kami semakin memahami bahwa budaya Indonesia khususnya di bidang kuliner amatlah kaya, dan pentingnya menjaga serta memperkenalkan warisan budaya daerah.
Fairuz Naifah, salah satu mahasiswa PMM yang terlibat, turut merasakan manfaat tersebut. "Saya merasa senang dapat belajar bertukar budaya serta mencoba makanan khas Madura seperti Topa’ Ladeh yang hanya bisa ditemukan di pulau Madura. Ini merupakan pengalaman baru dan berharga bagi saya.". Di sisi lain, Farid Ardyansyah, S.E., M.M. selaku dosen pengampu mahasiswa PMM juga memberikan tanggapan selepas pelaksanaan kegiatan. “Saya sebagai dosen yang bertugas memperkenalkan budaya lokal kepada para mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Madura ini sangat senang. Mereka pada akhirnya paham bahwasannya Pulau Madura ini memiliki keunikan sendiri pada aspek perayaan keagamaan serta kulinernya yang khas.”
0 Komentar